A. Pengertian hukum syaraโ€™. Hukum syarโ€™i ( ุงู„ุญูƒู… ุงู„ุดุฑุนูŠ ) atau hukum syaraโ€™ ( (ุญูƒู… ุงู„ุดุฑุนูŠ adalah kata majemuk yang tersusun dari kata โ€˜โ€™hukumโ€™โ€™ dan kata โ€˜โ€™syaraโ€™โ€. Kata hukum berasal dari bahasa arab โ€˜โ€™hukumโ€™โ€™ ( ุงู„ุญูƒู… ( yang secara etimologi berarti โ€œ memutuskanโ€™โ€™, โ€œmenetapkan
HomemunakahahMaksud Dari hadist "yaa ma'syarossabab" Lafdziyah kitab Tabyin al islah hal 9 ูŠูŽุง ู…ูŽุนู’ุดูŽุฑูŽ ุงู„ุดู‘ูŽุจูŽุงุจู ู…ูŽู†ู’ ุงุณู’ุชูŽุทูŽุงุนูŽ ู…ูู†ู’ูƒูู…ู’ ุงู„ู’ุจูŽุงุกูŽุฉูŽ ููŽู„ู’ูŠูŽุชูŽุฒูŽูˆู‘ูŽุฌู’ ููŽุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ุฃูŽุบูŽุถู‘ู ู„ูู„ู’ุจูŽุตูŽุฑู ูˆูŽุฃูŽุญู’ุตูŽู†ู ู„ูู„ู’ููŽุฑู’ุฌ Artinya โ€œwahai para pemuda barang siapa diantara kalian yang sudah kuasa maka nikahlah, karena nikah bisa memejamkan pandangan dan juga menjaga kemaluanโ€ Di kalangan pesantren kata asy-syabab sudah tidak asing lagi! Pertanyaan a. Sebenarnya apa yang di kehendaki SYABAB pemuda ? b. Bagaimanakah yang harus dilakukan bagi pemuda yang belum mampu nikah? c. Kenapa yang dibebani hanya pemuda? Jawab a. Seorang yang sudah baligh dan belum mencapai umur 30 th b. Dianjurkan untuk berpuasa, karena berpuasa dapat memutus syahwat birahi c. Karena secara umum laki-lakilah yang mempunyai keinginan kuat untuk melakukan bersenggama, karena itu puasa tidak akan memutus keinginan bersenggama yang ada pada perempuan. ุญุงุดูŠุฉ ุงู„ุจุฌูŠุฑู…ูŠ ุนู„ู‰ ุงู„ู…ู†ู‡ุฌ - ุฌ 11 / ุต 385 ู‚ูŽูˆู’ู„ูู‡ู ูŠูŽุง ู…ูŽุนู’ุดูŽุฑูŽ ุงู„ุดู‘ูŽุจูŽุงุจู ุฎูŽุตู‘ูŽู‡ูู…ู’ ุจูุงู„ุฐู‘ููƒู’ุฑู ุ› ู„ูุฃูŽู†ู‘ูŽู‡ูู…ู’ ู…ูŽุญูŽู„ู‘ู ุชูŽูˆูŽู‚ูŽุงู†ูู‡ู ุบูŽุงู„ูุจู‹ุง ูˆูŽุฅูู„ู‘ูŽุง ููŽุบูŽูŠู’ุฑูู‡ูู…ู’ ู…ูุซู’ู„ูู‡ูู…ู’ ุง ู‡ู€ . ุน ุด ูˆูŽู‡ูŽุฐูŽุง ุงู„ู†ู‘ูุฏูŽุงุกู ู„ูŽุง ูŠูŽุดู’ู…ูŽู„ู ุงู„ู’ุฅูู†ูŽุงุซูŽ ุชูŽุบู’ู„ููŠุจู‹ุง ุ› ู„ูุฃูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ุตู‘ูŽูˆู’ู…ูŽ ู„ูŽุง ูŠูŽูƒู’ุณูุฑู ุชูŽูˆูŽู‚ูŽุงู†ูŽ ุงู„ู’ู…ูŽุฑู’ุฃูŽุฉู ุญ ู„ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูŽุนู’ุดูŽุฑู ุงู„ุทู‘ูŽุงุฆูููŽุฉู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ูŠูŽุดู’ู…ูŽู„ูู‡ูู…ู’ ูˆูŽุตู’ููŒ ูˆูŽุงุญูุฏูŒ ููŽุงู„ุดู‘ูŽุจูŽุงุจู ู…ูŽุนู’ุดูŽุฑูŒ ุŒ ูˆูŽุงู„ุดู‘ููŠููˆุฎู ู…ูŽุนู’ุดูŽุฑูŒ ุŒ ูˆูŽุงู„ุดู‘ูŽุจูŽุงุจู ุฌูŽู…ู’ุนู ุดูŽุงุจู‘ู ูˆูŽู‡ููˆูŽ ู…ูŽู†ู’ ุจูŽู„ูŽุบูŽ ูˆูŽู„ูŽู…ู’ ูŠูุฌูŽุงูˆูุฒู’ ุซูŽู„ูŽุงุซููŠู†ูŽ ุณูŽู†ูŽุฉู‹ ุง ู‡ู€ ุดูŽูˆู’ุจูŽุฑููŠู‘ูŒ ู‚ูŽูˆู’ู„ูู‡ู ููŽู„ู’ูŠูŽุชูŽุฒูŽูˆู‘ูŽุฌู’ ุงู„ู’ุฃูŽู…ู’ุฑู ู„ูู„ู†ู‘ูŽุฏู’ุจู ู‚ูŽูˆู’ู„ูู‡ู ููŽุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุจูุงู„ุตู‘ูŽูˆู’ู…ู ู‡ูŽุฐูŽุง ุฅุบู’ุฑูŽุงุกู ุงู„ู’ุบูŽุงุฆูุจู ูˆูŽู‚ูŽูˆู’ู„ู ุงู„ู†ู‘ูุญูŽุงุฉู ูููŠู‡ู ู…ูŽุนู’ุฑููˆููŒ ูˆูŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุจูŽุนู’ุถูู‡ูู…ู’ ู„ูŽูŠู’ุณูŽ ุฅุบู’ุฑูŽุงุกูŽ ุงู„ู’ุบูŽุงุฆูุจู ุ› ู„ูุฃูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู’ู‡ูŽุงุกูŽ ูููŠ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ู„ูู…ูŽู†ู’ ุฎูŽุตู‘ูŽู‡ู ู…ูู†ู’ ุงู„ู’ุญูŽุงุถูุฑููŠู†ูŽ ุจูุนูŽุฏูŽู…ู ุงู„ูุงุณู’ุชูุทูŽุงุนูŽุฉู ู„ูุชูŽุนูŽุฐู‘ูุฑู ุฎูุทูŽุงุจูู‡ู ุจููƒูŽุงูู ุงู„ู’ุฎูุทูŽุงุจู ุดูŽูˆู’ุจูŽุฑููŠู‘ูŒ ูˆูŽุงู„ู’ุจูŽุงุกู ุฒูŽุงุฆูุฏูŽุฉูŒ ุŒ ูˆูŽุงู„ุตู‘ูŽูˆู’ู…ู ู…ูุจู’ุชูŽุฏูŽุฃูŒ ู…ูุคูŽุฎู‘ูŽุฑูŒ ูˆูŽุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุฎูŽุจูŽุฑูŒ ู…ูู‚ูŽุฏู‘ูŽู…ูŒ ูˆูŽูŠูŽุตูุญู‘ู ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽูƒููˆู†ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุงุณู’ู…ู ููุนู’ู„ู ุถูู…ู‘ูู†ูŽ ู…ูŽุนู’ู†ูŽู‰ ู„ููŠูŽุชูŽู…ูŽุณู‘ูŽูƒู’ ููŽุนูŽุฏู‘ูŽุงู‡ู ุจูุงู„ู’ุจูŽุงุกู ู‚ูŽูˆู’ู„ูู‡ู ููŽุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ุฃูŽูŠู’ ุงู„ุตู‘ูŽูˆู’ู…ูŽ ู„ูŽู‡ู ุฃูŽูŠู’ ู„ูู…ูŽู†ู’ ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽุณู’ุชูŽุทูุนู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ุชูŽู‚ู’ุฏููŠุฑู ู…ูุถูŽุงูู ุฃูŽุดูŽุงุฑูŽ ู„ูŽู‡ู ุงู„ุดู‘ูŽุงุฑูุญู ุจูู‚ูŽูˆู’ู„ูู‡ู ู„ูุชูŽูˆูŽู‚ูŽุงู†ูู‡ู ููŽูŠูŽูƒููˆู†ู ู„ูŽู‡ู ู…ูุชูŽุนูŽู„ู‘ูู‚ู‹ุง ุจููˆูุฌูŽุงุกู ู‚ูŽูˆู’ู„ูู‡ู ุฃูŽูŠู’ ู‚ูŽุงุทูุนูŒ ูˆูŽูƒูŽูˆู’ู†ู ุงู„ุตู‘ูŽูˆู’ู…ู ูŠูุซููŠุฑู ุงู„ู’ุญูŽุฑูŽุงุฑูŽุฉูŽ ูˆูŽุงู„ุดู‘ูŽู‡ู’ูˆูŽุฉูŽ ุฅู†ู‘ูŽู…ูŽุง ู‡ููˆูŽ ูููŠ ุงุจู’ุชูุฏูŽุงุฆูู‡ู ุดูŽุฑู’ุญู ู… ุฑ ู‚ูŽูˆู’ู„ูู‡ู ู„ูŽุง ูŠูŽูƒู’ุณูุฑูู‡ู ุจูุงู„ู’ูƒูŽุงูููˆุฑู ุฃูŽูŠู’ ูŠูŽุญู’ุฑูู…ู ุฐูŽู„ููƒูŽ ุฅู†ู’ ู‚ูŽุทูŽุนูŽ ุงู„ุดู‘ูŽู‡ู’ูˆูŽุฉูŽ ุจูุงู„ู’ูƒูู„ู‘ููŠู‘ูŽุฉู ูˆูŽูŠููƒู’ุฑูŽู‡ู ุฅู†ู’ ุฃูŽุถู’ุนูŽููŽู‡ูŽุง ุญ ู„ ู‚ูŽูˆู’ู„ูู‡ู ุจูŽู„ู’ ูŠูŽุชูŽุฒูŽูˆู‘ูŽุฌู ูˆูŽูŠููƒูŽู„ู‘ูŽูู ุงู‚ู’ุชูุฑูŽุงุถูŽ ุงู„ู’ู…ูŽู‡ู’ุฑู ุฅู†ู’ ู„ูŽู…ู’ ุชูŽุฑู’ุถูŽ ุจูุฐูู…ู‘ูŽุชูู‡ู ุน ุด ู‚ูŽูˆู’ู„ูู‡ู ู„ูุนูู„ู‘ูŽุฉู ุŒ ุฃูŽูˆู’ ุบูŽูŠู’ุฑูู‡ูŽุง ุจูุฃูŽู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ู„ูŽุง ูŠูŽุดู’ุชูŽู‡ููŠู‡ู ุฎูู„ู’ู‚ูŽุฉู‹ ุญ ู„santri_sambek pptg_sambek santri_rifa'iyah tarojumah
Syabab juga dimaknai sebagai akar dari sikap optimis dan positif yang seharusnya menjadi watak pemuda sejati, dan wujud keimanan terhadap Allah SWT. Yuk, benahi diri agar menjadi Syabab sejati yang tetap gaul dan tetap syar'i. Caranya, dengan melakukan muhasabah, introspeksi pada sisi ketauhidan, ibadah, akhlak, dan muamalah.

Abu Huraira Allah be pleased with him reported Allah's Messenger ๏ทบ as sayingWhen a man dies, his acts come to an end, but three, recurring charity, or knowledge by which people benefit, or a pious son, who prays for him for the deceased. ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ูŠูŽุญู’ูŠูŽู‰ ุจู’ู†ู ุฃูŽูŠู‘ููˆุจูŽุŒ ูˆูŽู‚ูุชูŽูŠู’ุจูŽุฉูุŒ - ูŠูŽุนู’ู†ููŠ ุงุจู’ู†ูŽ ุณูŽุนููŠุฏู - ูˆูŽุงุจู’ู†ู ุญูุฌู’ุฑู ู‚ูŽุงู„ููˆุง ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ุฅูุณู’ู…ูŽุงุนููŠู„ูุŒ - ู‡ููˆูŽ ุงุจู’ู†ู ุฌูŽุนู’ููŽุฑู - ุนูŽู†ู ุงู„ู’ุนูŽู„ุงูŽุกูุŒ ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠู‡ูุŒ ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠ ู‡ูุฑูŽูŠู’ุฑูŽุฉูŽุŒ ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ู‚ูŽุงู„ูŽ โ€ "โ€ ุฅูุฐูŽุง ู…ูŽุงุชูŽ ุงู„ุฅูู†ู’ุณูŽุงู†ู ุงู†ู’ู‚ูŽุทูŽุนูŽ ุนูŽู†ู’ู‡ู ุนูŽู…ูŽู„ูู‡ู ุฅูู„ุงู‘ูŽ ู…ูู†ู’ ุซูŽู„ุงูŽุซูŽุฉู ุฅูู„ุงู‘ูŽ ู…ูู†ู’ ุตูŽุฏูŽู‚ูŽุฉู ุฌูŽุงุฑููŠูŽุฉู ุฃูŽูˆู’ ุนูู„ู’ู…ู ูŠูู†ู’ุชูŽููŽุนู ุจูู‡ู ุฃูŽูˆู’ ูˆูŽู„ูŽุฏู ุตูŽุงู„ูุญู ูŠูŽุฏู’ุนููˆ ู„ูŽู‡ู โ€"โ€ โ€.โ€

Mereka yang paling berilmu di antara kaum muslimin. Semoga Allah meridai mereka semuanya. Daftar Isi tutup. 1. Keyakinan Tentang Sahabat dalam Penjelasan Imam Al-Muzani. 2. Merenungkan Sifat Mulia Para Sahabat Nabi shallallahu โ€˜alaihi wa sallam. 3. Kafirnya Orang yang Mencela Sahabat Nabi shallallahu โ€˜alaihi wa sallam. Jakarta - Tujuan pernikahan dalam Islam pada dasarnya merupakan fitrah yang sudah diberikan Allah SWT dan dianjurkan untuk meneruskan keturunan demi kelangsungan hidup manusia. Namun pernikahan yang dilakukan di usia terlalu belia, menyimpan banyak hal yang mengkhawatirkan. Kawin muda atau menikah muda, istilah yang akhir-akhir ini sering kita dengar, menurut pengasuh Pondok Pesantren Mahasina, Bekasi, Jawa Barat, Hj. Badriyah Fayumi, MA, berbeda dengan kawin anak. Disebutkan Badriyah, kawin anak, merujuk pada undang-undang perlindungan anak, merupakan perkawinan anak di bawah usia 18 tahun."Tentu untuk perkawinan anak ini jelas-jelas jauh lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya. Sehingga kita berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan pencegahan," ujar Badriyah. "Karena kawin anak ini membahayakan secara fisik, membahayakan secara mental, kesiapan psikologis, kesiapan sosial, kemudian juga bahkan pendidikan pun juga bisa tidak selesai pada tingkat SLTA," itu, kawin muda sedikit berbeda dengan kawin anak. Kawin muda, misalnya di usia 21 tahun, sudah tergolong usia dewasa secara psikis. Dalam undang-undang perkawinan pun usia ini sudah dianggap dewasa untuk bisa melangkah ke perkawinan. Meski demikian, kawin muda pun perlu ditinjau dari berbagai sudut pandang. Jika direfleksikan pada fenomena saat ini, walaupun secara fisik usia 21 tahun sudah mampu menikah, faktanya tak sedikit dari mereka yang secara psikologis belum kuat mental mengemban tanggung jawab pernikahan. "Apalagi secara finansial belum cukup mampu untuk menjadi kepala keluarga, menjadi pengayuh biduk keluarga yang baik. Belum siap seandainya nanti Allah kasih momongan, bagaimana cara mengatur, membagi waktu dan lain sebagainya," sebab itu, dikatakan Badriyah, ketika seseorang yang sudah berusia 21 tahun dan berniat untuk menikah, maka perlu mempertimbangkan keadaan serta kondisi orang tersebut. Perlu diingat, pernikahan bukan hanya urusan ibadah kepada Allah, tetapi ada tanggung jawab yang perlu dipikul sepanjang hayat, terlebih di hari kiamat."Tapi ketika sudah di atas 21 tahun dan masing-masing siap, calon suami siap, calon istri siap, kedua orangtuanya juga saling tahu dan walinya pun juga siap, maka perkawinan di atas 21 tahun dengan kedewasaan fisik, mental, sosial, dan finansial adalah perkawinan yang diperbolehkan dan dilindungi oleh undang-undang dan juga sangat dianjurkan oleh syariat Islam," jelas ini seperti yang telah dianjurkan oleh Rasulullah dalam hadist, bahwa para pemuda yang sudah mampu menikah, maka hendaklah menikah. Ya ma'syara as-syabab, manistatho'a minkum al-ba'atha, falyatazawwaj fainnahu aghaddu lil bashari wa ahsanu lil faraj, faman lam yastati' fa' alaihi bisshoumi. fainnahu lahu wijaun."Tapi jika belum mampu, walaupun usianya sudah 24 tahun, 25 tahun, maka solusinya jangan nekat-nekat saja menikah, puasa dulu. Puasa bisa dalam arti fisik puasa betul dan puasa dalam arti jiwa, membatasi diri untuk tidak bergaul dengan lawan jenis agar tidak terjadi hal yang tidak dibenarkan sebelum pernikahan, dan menahan hawa nafsu dari hal-hal yang dilarang Allah SWT," tutup penjelasan lebih lengkapnya di video berikut ini Saksikan program Tanya Jawab Islam, setiap hari pukul 1735 WIB selama Ramadan di juga video spesial Ramadan lainnya tentang mengaji berikut ini rns/rns Amarma'ruf nahi munkar yang biasa diartikan dengan "Memerinta hkan untuk berbuat baik dan mencegah terjadinya perbuatn munkar" adalah salah satu perintah syara' yang fardlu kifayah. Amar ma'ruf nahi munkar adalah satu kesatuan yang tidak bisa dilepaskan satu dengan lainnya, kedua hal tersebut adalah saling menetapi (talazum). PERTANYAAN apakah maksud kata baโ€™ahmampu dari hadis rasul tentang anjuran menikah? Jannah, [email protected]JAWABAN Oleh Ustaz Muafa Mokhamad Rohma Rozikin/ Nabi ๏ทบ yang dimaksudkan adalah hadis berikut ini,ูŠูŽุง ู…ูŽุนู’ุดูŽุฑูŽ ุงู„ุดู‘ูŽุจูŽุงุจู ู…ูŽู†ู ุงุณู’ุชูŽุทูŽุงุนูŽ ู…ูู†ู’ูƒูู…ู ุงู„ุจูŽุงุกูŽุฉูŽ ููŽู„ู’ูŠูŽุชูŽุฒูŽูˆู‘ูŽุฌู’ุŒ ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽุณู’ุชูŽุทูุนู’ ููŽุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุจูุงู„ุตู‘ูŽูˆู’ู…ู ููŽุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ู„ูŽู‡ู ูˆูุฌูŽุงุกูŒยป ุตุญูŠุญ ุงู„ุจุฎุงุฑูŠ 7/ 3Artinya, Wahai sekalian pemuda, siapa di antara kalian yang telah mempunyai ba-ah, maka hendaklah ia menikah, dan barangsiapa yang belum mampu, hendaklah ia berpuasa karena hal itu akan lebih bisa meredakan gejolaknya.'โ€ ba-ah dalam hadis tersebut secara bahasa adalah makna bahasa hadis tersebut, โ€œbarangsiapa di antara kalian yang sudah mampu berjimak, maka menikahlahโ€An-Nawawi berkata,ูˆูŽุฃูŽุตู’ู„ูู‡ูŽุง ูููŠ ุงู„ู„ู‘ูุบูŽุฉู ุงู„ู’ุฌูู…ูŽุงุนู ุดุฑุญ ุงู„ู†ูˆูˆูŠ ุนู„ู‰ ู…ุณู„ู… 9/ 173Artinya, โ€œmakna asalnya ba-ah secara bahasa adalah jimakโ€Kemudian dipakai untuk makna akad nikah. An-Nawawi berkata,ุซูู…ู‘ูŽ ู‚ููŠู„ูŽ ู„ูุนูŽู‚ู’ุฏู ุงู„ู†ู‘ููƒูŽุงุญู ุจูŽุงุกูŽุฉูŒ ู„ูุฃูŽู†ู‘ูŽ ู…ูŽู†ู’ ุชูŽุฒูŽูˆู‘ูŽุฌูŽ ุงู…ู’ุฑูŽุฃูŽุฉู‹ ุจูŽูˆู‘ูŽุฃูŽู‡ูŽุง ู…ูŽู†ู’ุฒูู„ู‹ุง ุดุฑุญ ุงู„ู†ูˆูˆูŠ ุนู„ู‰ ู…ุณู„ู… 9/ 173โ€œKemudian akad nikah disebut ba-ah karena orang yang menikahi seorang wanita maka akan ditempatkan di rumahโ€ Syarhu An-Nawawi Ala Muslim juz 9 hlm 173An-Nawawi menguatkan makna jimak, dengan makna โ€œbarang siapa di antara kalian yang sudah mampu jimak karena sudah mampu menanggung beban pernikahan maka silakan berkata,ูˆูŽุงุฎู’ุชูŽู„ูŽููŽ ุงู„ู’ุนูู„ูŽู…ูŽุงุกู ูููŠ ุงู„ู’ู…ูุฑูŽุงุฏู ุจูุงู„ู’ุจูŽุงุกูŽุฉู ู‡ูู†ูŽุง ุนูŽู„ูŽู‰ ู‚ูŽูˆู’ู„ูŽูŠู’ู†ู ูŠูŽุฑู’ุฌูุนูŽุงู†ู ุฅูู„ูŽู‰ ู…ูŽุนู’ู†ูŽู‰ ูˆูŽุงุญูุฏู ุฃูŽุตูŽุญู‘ูู‡ูู…ูŽุง ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู’ู…ูุฑูŽุงุฏูŽ ู…ูŽุนู’ู†ูŽุงู‡ูŽุง ุงู„ู„ู‘ูุบูŽูˆููŠู‘ู ูˆูŽู‡ููˆูŽ ุงู„ู’ุฌูู…ูŽุงุนู ููŽุชูŽู‚ู’ุฏููŠุฑูู‡ู ู…ูŽู†ู ุงุณู’ุชูŽุทูŽุงุนูŽ ู…ูู†ู’ูƒูู…ู ุงู„ู’ุฌูู…ูŽุงุนูŽ ู„ูู‚ูุฏู’ุฑูŽุชูู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ู…ูุคูŽู†ูู‡ู ูˆูŽู‡ููŠูŽ ู…ูุคูŽู†ู ุงู„ู†ู‘ููƒูŽุงุญู ููŽู„ู’ูŠูŽุชูŽุฒูŽูˆู‘ูŽุฌู’ ุดุฑุญ ุงู„ู†ูˆูˆูŠ ุนู„ู‰ ู…ุณู„ู… 9/ 173Artinya,โ€œPara ulama berbeda pendapat tentang makna ba-ah di sini dalam dua pendapat yang semuanya kembali ke satu makna. Yang terkuat adalah bahwa yang dimaksud adalah makna bahasanya yakni jimak. Jadi, perkiraan maknanya adalah, Barangsiapa di antara kalian yang mampu jimak karena mampu membiayai jimak itu, yakni pembiayaan pernikahan maka menikahlahโ€ Syarhu An-Nawawi Ala Muslim juz 9 hlm 173Wallahuaโ€™lam Warning Trying to access array offset on value of type null in /home/u601950579/domains/ on line 66 Warning Trying to access array offset on value of type null in /home/u601950579/domains/ on line 82 mujahidah. hafshah binti sirin. REPUBLIKA.CO.ID, Hafshah binti Sirin adalah seorang wanita mulia, termasuk salah seorang tabi'in yang terkenal dengan ibadah dan kecakapannya dalam bidang fikih, juga dalam membaca Alquran dan hadits. Iyas bin Muโ€™awiyah berkata, 'Aku belum pernah menjumpai seorang pun yang lebih utama dari Hafshah binti Sirin
5. Adat Dapat Dijadikan Pertimbangan Dalam Menetapkan Dan. Menerapkan Hukum. Kaidah fikih asasi kelima adalah tentang adat a tau kebiasaan, dalam. bahasa Arab terdapat dua istilah yang berkenaa n
JLGVVc. 342 481 172 415 434 371 186 453 497

hadits ya ma syara syabab